Hos Rico

Rabu, Oktober 22, 2008

Apakah Tuhan Itu Jahat ?

Lelaki berjubah profesor itu bertanya kepada para mahasiswanya, “Apakah semua yang ada adalah ciptaan Tuhan?”

Seorang mahasiswa yang duduk paling belakang spontan menjawab, “Ya Profesor, Tuhan memang menciptakan semuanya. Saya rasa kita semua tidak meragukan hal itu.”

“Itu benar. Keterangan tentang itu banyak terdapat di kitab-kitab suci.” Sahut mahasiswa lainnya.

Sang profesor hanya mengangguk. Sesaat beliau tampak setuju dengan jawaban mahasiswanya. Namun tiba-tiba beliau bertanya lagi, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan kejahatan. Sebab kejahatan itu bukan sekedar khayalan, tetapi benar-benar real. Kalian bisa melihatnya disurat-surat kabar kriminal. Nah jika kejahatan itu ada dan setiap yang ada pasti ada penciptanya, maka Tuhan-lah yang menciptakan kejahatan. Kalian yang bilang sendiri tadi bahwa Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan kejahatan.”

Kedua mahasiswa yang tadi menjawab kali ini cuma bengong. Beberapa mahasiswa yang lain juga kelihatan tercengang.

Melihat mahasiswanya ‘kalah’, profesor itu kemudian tersenyum. Kedua matanya berbinar senang. “Nah, kini jelaslah bahwa agama hanyalah mitos. Bahkan mungkin Tuhan sendiri hanya ada dalam bayangan kalian, bukan diatas langit sana.”

Seorang mahasiswa tiba-tiba mengacungkan tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”

“Tentu saja,” jawab si Profesor dengan senang.

Mahasiswa itu kemudian berdiri. “Profesor, apakah dingin itu ada?” ujarnya.

“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Apa selama ini kamu tinggal di gurun pasir?” sahut Profesor yang kemudian diiringi tawa mahasiswa lainnya.

“Kenyataannya, Pak,” jawab mahasiswa tersebut, “dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas.”

“Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.”

Suara tawa mendadak hilang. Kelas hening. Sesaat kemudian mahasiswa itu kembali berkata, “Profesor, apakah gelap itu ada?”

Profesor itu mejawab, “Tentu, gelap itu ada.”

Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah. “Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan di mana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.”

“Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari beberapa panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya diruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”

Kelas semakin hening. Sang profesor diam-diam meringis.

Tiba-tiba mahasiswa itu bertanya lagi, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”

Dengan bimbang profesor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”

Namun lagi-lagi mahasiswa itu membantahnya, “sekali lagi Anda salah, Pak. “Seperti dingin atau gelap, kejahatan itu adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan kasih sayang Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya..”

Profesor itu terdiam. Mahasiswa itu kembali duduk. Untuk sesaat ruang kuliah dipenuhi keheningan hingga suara profesor memecahnya.

“Siapa namamu, Nak?”

“Albert, Sir. Albert Einstein…..”

Label:

posted by Hos Rico at 04.09

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home